SISTEM REGULASI PADA MANUSIA
Tubuh manusia mempunyai banyak sistem organ tubuh. Sistem tersebut masing-masing melaksanakan fungsi faal tertentu. Agar dapat melaksanakan fungsinya dan tidak terjadi benturan, maka di dalam tubuh itu dilengkapi dengan sistem pengatur yang dikenal dengan sistem regulasi. Sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra. Ketiganya bertugas mengatur keserasian kerja organ tubuh. Sistem saraf menanggapin adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Alat indra merupakan penerima rangsang dari luar tubuh.
A. SISTEM SARAF
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya dibedakan menjadi dua, yaitu sel-sel saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya neuron).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan neurit (akson).
- Badan sel, mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma.
- Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel. Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk dibawa menujun badan sel saraf.
- Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya impuls dari badan sel saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
Bersadarkan fungsinya neuron dibedakan menjadi empat
- Neuron sensorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan neuron lain.
- Neuron motorik, berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor. Dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor.
- Neuron konektor, berfungsi menghubungkan neuron satu dengan neuron yang lain.
- Neuron adjustor, berfungsi menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
2. Sistem saraf
a. Sistem saraf pusat
1. Otak
Otak besar (cerebrum) terdiri atas lobus ocifitalis (bagian belakang) sebagai pusat penglihatan, lobus parietalis (bagian tengah) sebagai pusat pengendalian kerja kulit, lobus temporalis (bagian sampaing) sebagai pusat pendengaran, dan lobus frontalis (bagian depan) sebagai pusat pengendalian kerja otot.
Sebagai pengendali dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
- Area sensorik, sebagai penerima rangsang dari reseptor.
- Area motorik, merespon rangsang yang sampai di otak dan efektor.
- Area asosiasi, sebagai penghubung area sensorik dengan area motorik, sebagai pusat berfikir, membuat keputusan, serta menyimpan ingatan dan kesimpulan..
Otak kecil (cerebellum) sebagai pusat keseimbangan, koordinasi gerakan otot secara sadar dan posisi tubuh. Kerusakan cerebellum akan menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
A. Otak depan meliputi:
- 1. Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
- 2. Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik cerebrum.
- 3. Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
- B. Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat refleks mata.
- C. Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.
- 1. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah sampai ruas kedua tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghubungkan impuls dari dank e otak, memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
Bagian-bagian sumsum tulang belakang:
a) Lapisan luar berwarna putih dan mengandung akson.
b) Lapisan dalam berwarna kelabu dan mengandung badan sel saraf.
c) Bagian dalam terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal (mengandung sensorik, dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar ventral (mengandung neuron motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang) disebut meninges, yang meliputipiameter, arakhnoid, dan durameter.
a) Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
b) Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
c) Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel otak dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla spinalis.
b. Sistem saraf tepi
1).12 pasang serabut otak 12 pasang saraf cranial) yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot.
Berdasarkan karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi tiga.
a) Saraf cranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan IV.
b) Saraf cranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c) Saraf cranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII, IX, dan X.
2). 31 pasang serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf spinal) merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang keluar melalui akar ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
c. Sistem saraf tak sadar (otonom)
1. Saraf simpatik
Saraf simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut saraf torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara otomatis. Serabut ini menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan pernafasan.
2. Saraf parasimpatik
Saraf para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sacrum, bekerja berlawanan dengan saraf simpatik.
3.Mekanisme Kerja Saraf
Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi.
Berikut ini neurohumor yang dikenal:
- i. Asetilkolin, merupakan zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron, neuron dengan otot lurik, dan neuron dengan otot polos.
- ii. Adrenalin (epinefrin), memacu hubungan antara neuron dengan otot jantung, neuron dengan otot polos bronkus. Epinefrin bersifat inhibitor, namun zat ini dapat dihilangkan oleh enzim kolinesterase pada sinspsis.
Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
a. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.
b. Penghantaran lewat Sinapsis
1). Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2). Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan neurotransmiter ke celah sinapsis.
3). Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
4. Gerak Tubuh
a. Gerak Biasa
Yaitu gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa impulsnya melalui otak.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor.
b. Gerak Refleks
Pada gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang dilalui gerak ini disebutlengkung refleks.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor.
5. Bahaya obat-obatan dan narkoba terhadap sistem saraf
a. Alkohol, menyebabkan kecanduan fisiologik, pandangan kabur, kendali otot garak hilang, denyut jantung melemah, dan frekuensi respirasi lambat.
b. Narkotika, menyebabkan adiksi fisiologik.
c. Valium, menimbulkan rasa tenang, santai dan tidak ada beban.
d. Amfetamin, obat perangsang yang menyebabkan orang tetap terjaga, bisa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga kesehatannya mengalami kemunduran, dan menimbulkan adiksi fisiologik.
e. bahan penikmat juga menyebabkan adiksi fisiologik.
6. Gangguan pada sistem saraf
a. Epilepsi, disebabkan kerusakkan otak pada saat lahir, infeksi, racun, luka pada kepala, atau tumor pada otak.
b. Neuritis, iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.
c. Alzheimer, berkurangnya kemampuan dalam mengingat.
B. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin (sistem hormon) merupakan bagian dari sistem hormon yang mempunyai hubungan erat dengan sistem saraf. Perbedaan sistem hormon dengan sistem saraf dapat dilihat pada tabel.
Tabel Perbadaan sistem saraf dengan sistem endokrin
No. | Sistem saraf | Sistem endokrin |
1.2.
3.
| Responnya cepatSignal-signal dibawa melalui neuron
Responnya langsung terhadap rangsangan dari luar
| Responnya lambatHormon-hormon dibawa melelui darah
Responnya tidak langsung terhadap internal
|
Hormon diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi mempunyai pengaruh yang amat besar.
Hormon berfungsi sebagai berikut:
- Mengatur homoeostatis
- Memacu pertumbuhan
- Untuk reproduksi
- Mengatur metabolisme
- Mengatur tingkah laku.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkan melalui saluran tetapi langsung masuk ke pembuluh darah.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga:
- Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, contoh kelenjar tiroid
- Kelenjar yang bekerja mulai saat tertentu, contoh kelenjar kelamin.
- Kelenjar yang bekerja sampai saat tertentu, contoh kelenjar timus.
Berdasarkan letak dan macamnya kelenjar endokrin dibedakan menjadi….
- 1. Kelenjar Hipofisis
Disebut juga master of gland karena mampu mensekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan dalam tubuh. Terdiri darai
- a. Hipofisis lobus anterior, menghasilkan hormone:
1). Somatotropin, mempengruhi pertumbuhan.
2). Lactogenic Hormone, mempengaruhi kerja kelenjar susu.
3). Thyroid Stimulating Hormone (TSH), berfungsi sekresi kelenjar tiroid.
4). Adrenocorticotropic Hormon (ACTH), berfungsi mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal.
5). Gonadotropin, mempengaruhi kerja gonad (organ kelamin).
a. Follicle stimulating hormone, merangsang perkembangan folicke
b. LuteinizingHormon, bersama dengan esterogen menstimulasi ovulasi dan pembentukkan progesterone oleh korpus luteum, pada pria menstimulasi testis menghasilkan sperma.
- b. Hipofisis pars intermedia
Menghasilkan hormone Melanocyt Stimulating Hormon (MSH), mengatur perubahan warna kulit.
- c. Hipofisis lobus posterior, menghasilkan hormone berikut:
- Oksitosin, membantu proses kelahira.
- Vasopresin atau ADH, mempengaruhi menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
- Pretesin, mempengaruhi tekanan darah
2. Kelenjar Tiroid
Mensekresikan hormone tiroksin yang berfungsi mempengaruhi metabolisme sel, pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Kelebihan tiroksin menyebabkan morbus basedowi, yaitu peningkatan metabolisme seperti peningkatan denyut jantung, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, mata terbelalak. Pada anak-anak, jika kelebihan akan menyebabkan gigantisme, dan bila kekurangan menyebabkan kretinisme (kekerdilan), sedangkan pada dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan dan rambut rontok.
3. Kelenjar Paratiroid
Mensekresikan parathormon yang berfungsi mempertahankan kadar Ca dan P dalam darah. Hipersekresi menyebabkan batu ginjal dan gejala kekejangan otot. Hiposekresi menyebabkan kelainan tulang seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah.
- 4. Kelenjar Suprarenalis (Adrenal)
Bagian korteks mensekresikan hormone kortison/kortikoid. Kekurangan akan menyebabkan Addison, dengan tanda-tanda kulit memerah, berat badan turun, badan lemah, dan tekanan darah rendah.
Bagian Medula mensekresikan hormone Adrenalin/epinefrin, yang berfungsi memacu jantung, melapangkan pernafasan, mengendorkan otot bronkioli, memacu glikogenolisis sehingga kadar gula dalm darah meningkat.
5. Kelenjar Pankreas
Merupakan sekelompok sel yang dikenal dengan pulau Langerhands yang mensekresikan hormone insulin dan glukagon yang bekerja berlawanan untuk mengatur kadar gula dalam darah. Bila kadar gula tinggi, pancreas mensekresikan hormone insulin untuk mengubah glukosa menjadi glukagon. Sebaliknya, bila kadar glukosa menurun, maka hormone glukagon akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan insulin menyebabkan diabetes militus.
6. Kelenjar Timus
Terletak di daerah dada, berfungsi pada masa pertumbuhan, yaitu mensekresikan hormonesomatotrof.
7. Kelenjar kelamin
Pada laki-laki adalah testis, mensekresikan hormon androgen/testosteron dan spermatozoa.Testosteron mempengaruhi spermatogenesis serta untuk pertumbuhan sekunder., pada laki-laki misalnya suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah tertentu (kumis, jenggot, jambang).
Pada perempuan, ovarium menghasilkan ovum dan mensekresikan hormone esterogen dan progesterone. Esterogen disekresikan oleh folikel De Graaf yang berfungsi mempengaruhi sifat kelamin sekunder perempuan seperti membesarnya payudara, pinggul, serta mulai menstruasi. Progesterondisekresikan oleh korpus luteum yang berfungsi mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi FSH, bersam laktogen memperlancar ASI, dan mengatur endometrium.
8. Kelenjar Pencernaan
Lambuang mensekresikan hormone gastrin, yang berfungsi untuk merangsang sekresi hormone gastrin. Kelenjar usus memproduksi memproduksi hormone sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pancreas dan kolesistokinin yang merangsang vesika felea untuk mensekresikan getah empedu ke dalam usus.
C. SISTEM INDRA
Di dalam tubuh manusia terdapa bermaca-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan dari luar, yang disebut dengan ektoseseptor, yaitu alat indra. Ada lime macam alat indra sehingga di sebut pancaindra, yaitu indra penglihatan, pendenganran, peraba, pengecap, dan pembau.
1. Indra Penglihatan
Indra penglihatan manusia adalah mata. Sel-sel reseptor penglihatan (fotoreseptor) terlatak pada retina, yang tersusun atas sel batang dan sel kerucut.
a. Alat Tambahan Mata
1). Alis berfungsi melindungi mata dari keringat atau air yang mengalir di dahi.
2). Kelopak mata, terdiri dari lapisan konjungtiva, kelenjar meibomian, lapisan tarsal, otot orbikularis okuli, jaringan ikat dan kulit luar.
3). Bulu mata berfungsi mengurangi intensitas cahaya yanh berlebihan.
4). Aparatus lakrimalis yang terdiri atas kelenjar air mata dan saluran air mata.
b. Otot bola Mata
Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang berfungsi menggerakkan bola mata ke samping, atas, dan bawah.
c. Bola Mata
1). Lapisan luar terdiri dari sclera yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya, serta kornea yang tembus cahaya dan berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2). Lapisan tengah (koroid) terdapat iris (selaput pelangi) yang menentukan warna mata. Di tengahnya terdapat lubang (pupil), berfungsi jumlah cahaya yang masuk ke mata.
3). Lapisan dalam terdapat sel batang dan sel kerucut
Sel batang (basilus) mengandung pigmen rodopsin, yaitu senyawa antara vitamin A dan protein. Ketika terang rodopsin terurai dan ketika gelap rodopsin terbentuk kembali. Sel kerucut banyak mengandung iodopsin, yaitu senyawa retinin dan opsin; peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Bagian retina yang paling peka cahaya adalah bintik kuning. Daerah ini banyak mengandung saraf penerima rangsang cahaya. Daerah tempat masuk dan membeloknya sarf penglihatan, tidak mengandung ujung saraf penglihatan, disebut bintik buta.
d. Lensa Mata
Terletak di belakang selaput pelangi, berbentuk bi konveks. Agar benda yang diamati tampak jelas, maka bayangan benda harus jatuh pada bintik kuning. Untuk itu lensa mata memiliki kemampuan untuk memipih dan mencembung, disebut daya akomodasi.
Bagaimana mata bisa melihat suatu benda?
Cahaya ditangkap mata → retina (bintik kuning) → kornea → aqueous humor → pupil → lensa → vitreous humor → fotoreseptor di retina → serabut saraf optic → pusat penglihatan di otak → sensasi penglihatan.
Manusia dapat mengalami kelainan-kelainan sebagai berikut:
- 1. Mata Miopi (rabun jauh)
Lensa terlalu cembung, sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di depan retina, akibatnya benda tampak tidak jelas. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa cekung (negatif).
2. Mata Hipertropi (rabun dekat)
Lensa terlalu pipih sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di belakang retina. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa cembung (positif).
3. Mata Prebiopsi (mata tua).
Lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasinya sangat kurang karena usia tua. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa rangkap (cembung-cekung).
4. Astigmatisma
Bidang refraksi tidak rata sehingga sinar masuk ke dalam mata tidak difokuskan ke satu titik. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa silindris.
5. Kekurangan Vitamin A, menyebabkan:
a. Bintik bitot, yaitu bintik putih pada kornea.
b. Xeroftalmia, keadaan kornea mongering.
c. Keratomalasi, kornea rusak
d. Kebutaan kornea
6. Kataraks
Karena kekurangan vitamin B2 (riboflavin) sehingga penglihatan terganggu karena lensa mata keruh.
7. Buta Warna
Kebutaan terhadap warna di dalam retina terhadap tiga macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor warna tersebut dikenal:
- a. Mata Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam reseptor warna.
- b. Mata Dikromat, yaitu hanya memiliki dua reseptor warna, dibedakan menjadi protanopia (buta warna), deutaranopia (buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).
- c. Mata Monokromat, yaitu hanya memiliki satu macam reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam dan putih, serta bayangan abu-abu.
8. Glaukoma
Adalah meningkatnya volume aqueous humor, menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler sehingga kapiler darah tertekan, kelangsungan hidup sel-sel penyususn retina terancam dan dapat berakibat kebutaan.
9. Strabismus (juling)
Merupakan gangguan otot penggerak mata, dapat diperbaiki dengan cara operasi.
2. Indra Pendengaran (telinga)
a. Struktur Telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1). Telinga luar: daun telinga, liang telinga yang membantu mengkonsentrs=asikan gelombang suara.
2). Telinga Tengah:
a. Membran Timfani (selaput gendang), menerima gelombang bunyi.
b. Tulang-tulang pendengaran: tl. Martil (os maleus), tl. Landasan (os inkus) dan tl. Sanggurdi (os stapes), meneruskan vibrasi ke jendela oval.
c. saluran eustachius, menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah dengan lingkungan.
3). Telinga dalam
a. Jendela oval, penghubung telinga tengah dan telinga dalam.
b. Jendela melingkar, sebagai reseptor suara
c. Koklea (rumah siput), reseptor untuk gerakan kepala.
d. Saluran semisirkuler dan utrikulus, reseptor gravitasi
e. Membran basiler, meneruskan vibrasi
f. Organ Korti, tempat terdapatnya reseptor suara berbentuk rambut.
g. Membran tektorial, meneruskan vibrasi ke organ korti.
b. Mekanisme Pendengaran
Getaran suara → daun telinga → saluran pendengaran → membrane timfani → tulang martil → tl. Landasan → tl. Sanggurdi → jendela oval → cairan koklea → ujung saraf auditori → otak (lobus temporalis) → persepsi suara.
c. Alat Keseimbangan
Telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan, yaitu alat deteksi posisi tubuhyang berhubungan dengan gravitasi dan gerak tubuh.
3. Indra peraba dan perasa (kulit)
Kulit merupakan indra peraba dan perasa karena memiliki reseptor-reseptor sebagai berikut.
- Korpuskula Paccini, ujung saraf perasa tekanan kuat
- Ujung saraf sekeliling rambut, ujung saraf peraba.
- Korpuskula Ruffini, ujung saraf perasa panas.
- Ujung saraf Krause, ujung saraf perasa dingin.
- Korpuskula Meisneir, ujung saraf peraba.
- Lempeng Merkel, ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan.
- Ujung saraf tanpa selaput (telanjang), merupakan perasa sakit.
4. Indra Pengecap (lidah)
Lidah merupakan indra pengecap yang disebut kemoreseptor. Indra ini berupa kuncup/tunas pengecap yang mampu mengecap empat cita rasa yaitu manis (ujung lidah), asin (samping depan lidah), asam (samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah). Bila zat masuk ke mulut, akan terlarut dan mengenai tunas pengecap, impuls akan diteruskan ke saraf VII dan IX menuju otak, oleh otak diolah, dan timbul kesan rasa.
5. Indra Pembau (hidung)
Reseptor pembau terdapat dalam lapisan muka rongga hidung, berupa sel-sel olfaktori, yang berbentuk memanjang dengan ujung yang bersilia. Impuls sensoris akan ditransmisikan oleh serabut saraf cranial (saraf olfaktori) ke pusat pembau di otak.
Salah satu kelainan pada indra pembau sehingga kehilangan sensitifitas terhadap rasa bau adalahanosmia, disebabkan oleh:
- Penyumbatan rongga hidung akibat pilek
- Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.
- Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.
- Gangguan pada saraf otak I, bulbus olfaktorius, dan traktus olfaktorius.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori IPA
dengan judul SISTEM REGULASI PADA MANUSIA. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://contoh-dari.blogspot.com/2013/02/sistem-regulasi-pada-manusia.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - Sabtu, 02 Februari 2013
Belum ada komentar untuk "SISTEM REGULASI PADA MANUSIA"
Posting Komentar